TUd6GfM5GSYpTSM6BSYoTUYlGd==

Materi Ceramah: Halal Bi Halal dan Bersyukur Mempunyai Keluarga Besar

halal bi halal, khutbah halal bi halal, pidato halal bi halal, ceramah, pidato idul fitri, khutbah idul fitri

Bersyukur Memiliki Keluarga Besar untuk Mengenang Jasa Para Leluhur

Mari kita bersyukur atas nikmat Allah berupa “memiliki keluarga besar” ini. Karena diantara kenikmatan atau perhiasan hidup di dunia adalah memiliki harta dan anak turun atau keluarga.

Allah berfirman :

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلا

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. 

Gus Baha' dalam salah satu ngajinya menjelaskan, termasuk rasa bangga mempunyai nasab atau keturunan yang baik juga diperbolehkan dalam islam, dengan tujuan untuk memuliakan leluhur kita, berterimakasih serta menjauhi sifat-sifat tercela (karna dari keturunan yang baik). 

Seperti para habaib yang selalu menjunjung tinggi Nasab dari Rasulullah atau seperti halnya putra para kyai yang menjaga nama baik ayah-ayahnya. 

Imam Syafii juga menjelaskan fadhilah mempunyai nasab, ia berkata: للتشرف والتجنب عن مدائن الاخلاق

Littasyarruf wattajannub an madainil Akhlak. 

Allah SWT dalam menceritakan kisah-kisah para Nabi juga selalu mengawali dengan menyebut identitas leluhur. Dalam ayat Alquran biasa kita jumpai lafadh Ya Bani Adama, Ya Bani Isroila (Keturunan Nabi Ya’qub). 

Maka hal tersebut juga menjadi alasan untuk kita mempertahankan dan menjaga silsilah, agar anak turun kita nanti tidak lupa kepada para leluhurnya.    

Lalu bagaimana cara kita bersyukur mempunyai keluarga besar, diantaranya: 

1.      Menjalin Silaturahim dan jangan sampai memutusnya

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan ditangguhkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), hendaklah ia bersilaturahim. 

Pemutus tali silaturahim tidak hanya dicap sebagai perusak di muka bumi, lebih  dari itu ia juga menerima kutukan Tuhan dan tak pelak lagi akan jauh dari surga-Nya, sebagaimana Baginda Rasul SAW bersabda:

لا يدخل الجنة قاطع رحم

” Tak akan masuk surga pemutus tali silaturahim”.(HR. Bukhari dan Muslim). 

2.      Saling memaafkan jika ada kesalahan

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِيْنَ

Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh. 

3.      Mendoakan saat jauh

Dari Abu Bakar Ash Shidiq radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

إن دعوة الأخ في الله تستجاب

“Sesungguhnya do’a seseorang kepada saudaranya karena Allah adalah do’a yang mustajab (terkabulkan).“ (Shohih secara sanad) 

Ummu Darda’ mengatakan: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

إن دعوة المرء المسلم مستجابة لأخيه بظهر الغيب، عند رأسه ملك موكل، كلما دعا لأخيه بخير، قال: آمين، ولك بمثل”. قال: فلقيت أبا الدرداء في السوق، فقال مثل ذلك، يأثر عن النبي صلى الله عليه وسلم.

"Sesungguhnya do’a seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah doa’a yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang akan mendo’akan saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan do’anya. Tatkala dia mendo’akan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata: Amin. Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi.”

4.      Menolong keluarga yang masih lemah

5.      Menjaga nama baik keluarga

6.      Menjadikan sarana ibadah dan ketaatan

Arti, Perintah Halal Halal dan Fadhilahnya 

Halal Bi Halal adalah tradisi nusantara yang dicontohkan oleh para Ulama dan tokoh-tokoh kita terdahulu. Halal Bi Halal tidak sekedar berkunjung sana sini untuk berpesta ria menikmati hidangan Idul Fitri saja, Melainkan dalam Idul Fitri ini Halal Bi Halal merupakan momen yang sangat tepat bagi kita untuk saling memafkan dan menghalalkan atas kesalahan yang telah diperbuat. 

Halal Bi Halal menjadi perintah agama dalam musyaroh kita kepada sesama muslim. Ada satu hadis yang sangat jelas bahwa Nabi SAW menyuruh kita semua untuk ber halal bi halal. Berikut dalil Hadis Halal Bi Halal: 

hadis halal bi halal, dalil halal bi halal

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لَا يَكُونَ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ رواه البخاري.

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang mempunyai tanggungan kepada saudaranya baik berupa harta benda atau sesuatu yang lainnya, maka mintalah halal darinya hari ini juga, sebelum dinar dan dirham tidak berlaku lagi, jika tidak maka ketahuilah bahwa orang yang punya tanggungan pada orang dan belum terselesaikan di dunia, maka di hari hisab  kebaikannya diberikan pada orang yang didzalimi di dunia, jika amal baiknya habis, maka amal buruk orang yang didzaliminya dilimpahkan padanya. HR. Al-Bukhari. 

Dari hadis di atas, dapat kita ambil pelajaran sebagai berikut:

  • Hendaknya kita minta halal atas hutang dan tanggungah sekecil apapun.
  • Saat seseorang mengaiaya orang lain, maka kebaikan yang dimiliki akan beralih pada orang lain tersebut di akhirat jika ia belum memintakan maaf. 

Maka dengan momen Idul Fitri ini sudah semestinya kita juga membersihkan diri dari kesalahan-kesalahan kepada sesama, sekecil apapun dan sepahit apapun. Karena hakikatnya kehidupan di dunia ini adalah persiapan untuk akhirat.


Komentar0

Type above and press Enter to search.